SUTET SUTET ad…

SUTET

 

SUTET adalah singkatan dari Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi. Kekuatannya minimal 150 kilovolt, hampir  seribu kali lipat tegangan listrik di rumah


Kenapa energi listrik dikirimkan dengan tegangan tinggi dan arus rendah bukannya arus tinggi dan tegangan rendah? Kan dayanya tetap sama saja, karena daya adalah hasil kali arus dan tegangan. Kenapa pengiriman dilakukan dengan arus bolak balik (AC yang ukuran dan arah arusnya berbolak-balik) ketimbang arus searah (DC, yang arah dan ukurannya tidak berubah)?

Saat sebuah jalur distribusi daya tegangan tinggi (SUTET) memerlukan perbaikan, PLN  tidak dapat mematikannya begitu saja, ia bisa memadamkan seluruh kota atau bahkan provinsi. Perbaikan harus dilakukan saat saluran masih menyala aktif. Teknik perbaikannya melibatkan penggunaan helikopter yang melayang diatas saluran tegangan tinggi sementara seorang teknisi duduk di satu ujung landasan yang menempel di bawah helikopter. Bagaimana teknisi ini menghindari tersentrum saat memegang kabel?

Di beberapa daerah, SUTET menjadi ancaman utama bagi populasi burung. Jelas burung dapat tersakiti atau terbunuh bila mereka terbang langsung ke kabel. Namun apa bahayanya bagi manusia yang berada di bawah atau pada tiang, menara atau kabel sutet?

SUTET

Kenapa harus Tegangan Tinggi?

Saat listrik dikirimkan lewat sebuah saluran, sebagian energi listriknya lenyap sebagai energi panas, karena elektron (yang menyusun arus listrik) bertabrakan dengan atom dan molekul yang ada sepanjang jalur distribusi. Jumlah energi listrik yang hilang ini sama dengan hasil kali hambatan saluran dan kuadrat arus. Karenanya, agar rugi-rugi ini rendah, energi listrik harus dikirimkan dengan arus rendah. Tapi, untuk mempertahankan permintaan daya, ini artinya tegangan yang harus dinaikkan, hingga mencapai ratusan ribu volt misalnya (tegangan listrik di rumah hanya 220 volt). Pada titik penyebaran dimana energi dikirim ke rumah-rumah, sebuah trafo (transformator) menurunkan tegangan listrik tersebut menjadi lebih rendah (berarti lebih aman) dan arusnya dinaikkan (yang dapat dibatasi dengan sekering atau stud (MCB – Miniature Circuit Breaker)).

Kenapa harus AC?

Listrik arus searah (DC) awalnya dipakai untuk distribusi oleh Thomas Edison di AS. Kemudian, George Westinghouse menawarkan penggunaan arus bolak-balik (AC). Persaingan antara kedua orang ini cukup sengit, masing-masing meencoba menunjukkan kalau metode pengiriman mereka lebih aman daripada metode saingannya. Pendukung Edison memiliki beberapa demonstrasi di depan umum yang kadang horor dimana mereka menyetrum anjing untuk menunjukkan betapa berbahayanya AC. Walau begitu, Westinghouse pada akhirnya menang, terutama karena metodenya jauh lebih praktis. Ia dapat mengirim tegangan tinggi lalu menurunkannya dengan trafo di rumah. Edison, di sisi lain, tidak dapat mengirim dengan tegangan tinggi dan karenanya harus membangun pembangkit listrik setiap empat atau lima kilometer, yang jelas sangat tidak praktis.

Ketika seorang teknisi mendekati sebuah jalur tegangan tinggi yang menyala untuk memperbaikinya, medan listrik di sekitar kabel di dekat tubuh teknisi tersebut membuat tubuh sang teknisi hampir dalam potensial listrik yang sama dengan kabel. Untuk menyesuaikan kedua potensial, teknisi tersebut menjulurkan tongkat konduktor ke saluran; listrik melompat dari kabel ke ujung tongkat, yang dapat melumpuhkan lengan beberapa saat. Agar tidak tersetrum, sang teknisi harus terisolasi dari apapun yang dapat menyalurkan listrik ke tanah. Agar memastikan kalau tubuh selalu pada potensial yang sama – yaitu potensial saluran yang dikerjakan – sang teknisi memakai baju, sarung tangan dan sepatu, semuanya terhubung ke kabel lewat tongkat tersebut.

Skema tiang listrik dan saluran transmisi listrik dekat rumah

Pengaruh SUTET bagi Burung?

Seekor burung dapat berdiri dengan aman di atas kabel karena hambatannya pada arus lebih tinggi dari pada hambatan bagian kabel di antara kakinya. Namun, bila burung besar mendarat cukup dekat dengan bagian tiang atau menara yang terhubung ke tanah, ia dapat memperpendek jalur listrik sehingga arus mengejar ke tanah melalui dirinya dan berarti membunuhnya.

Walaupun tipe hubung singkat demikian mungkin terjadi, yang lebih mungkin terjadi adalah lewat kotoran burung (campuran air seni dan tinja burung). Bila burung berada di bagian yang terhubung ke tanah di menara atau tiang listrik, misalnya palang di puncak tiang, tempat kabel menggantung, maka cairan apapun yang dikeluarkannya dapat menghubungkan dirinya dengan saluran dan menyebabkan hubung singkat. Kotoran dapat menjadi masalah bila ia tidak cair karena ia dapat menumpuk seiring waktu. Lalu, saat hujan atau salju atau es, aliran air dapat menghubungkan kotoran tersebut dengan saluran. Hubungan listrik demikian menjadi masalah bila banyak hujan karena air dapat menghisap ion dari kotoran burung.

Pengaruh SUTET bagi Manusia?

Sering kita dengar di televisi tentang demonstrasi yang bahkan melibatkan protes mogok makan oleh penduduk yang tinggal di bawah jalur SUTET. Mereka menuntut ganti rugi dan pemindahan SUTET ke daerah yang tanpa pemukiman karena hal tersebut di klaim menyebabkan dampak kesehatan yang buruk bagi mereka.

Selain bahaya hubungan singkat di menara akibat hujan atau banjir yang telah disebutkan di atas, bahaya lainnya masih merupakan isu kontroversial. Wardhana et al (1997) misalnya mengatakan kalau kurangnya pengetahuan kita mengenai hal ini disebabkan oleh penelitian eksperimental tidak dapat dilakukan pada manusia. Penelitian sejauh ini hanya dilakukan pada tikus percobaan dan ternyata radiasi yang diberikan tidak menyebabkan kanker. Walau begitu, mereka menekankan kalau dampak radiasi tentunya dipengaruhi seberapa besar tegangan SUTET tersebut. Semakin besar tentu semakin berbahaya, hanya saja seberapa besar yang aman, sampai sekarang belum diketahui.

Dr John Moulder, profesor oncologi radiasi melakukan survey terhadap 520 hasil penelitian mengenai listrik tegangan tinggi dan menyimpulkan tidak ada hubungan nyata antara tegangan listrik dan kanker. Dari semua studi terbaru mengenai tenaga tinggi dan leukemia anak atau kanker otak tidak menunjukkan hubungan yang nyata. Pengecualian hanya pada satu studi dari Kanada yang menunjukkan hubungan antara munculnya leukemia anak dan paparan radiasi listrik tegangan tinggi.

Dari semua studi yang menghitung korelasi antara kanker orang dewasa dan tinggalnya orang tersebut di dekat SUTET, hanya satu yang menemukan hubungan. Penelitian Wertheimer et al saja yang melaporkan adanya kelebihan kanker total dan kanker otak, namun tidak leukemia; sementara itu Li et al melaporkan kelebihan leukemia, namun tidak kanker payudara atau kanker otak.

Ada konsensus dalam masyarakat ilmiah kalau tidak ada hubungan sebab akibat antara paparan tempat tinggal pada medan frekuensi-daya dan bahaya kesehatan manusia (termasuk kanker).

SUTET menghasilkan Frekuensi Sangat Rendah (ELF – Extremely Low Frequency). Frekuensi inilah yang diduga mampu menyebabkan kanker. Dinas Penelitian Kanker International (IARC) telah mengevaluasi data ilmiah dan membenarkan kalau medan magnet ELF mungkin bersifat karsinogen, atau dengan kata lain, ada sedikit bukti kalau EMF mungkin menyebabkan peningkatan resiko kanker pada manusia dan hewan.

Jadi tampaknya masalah SUTET merupakan kontroversi yang belum terselesaikan hingga kini. Penelitian dari Laboratorium Nasional Barat Laut Pasifik justru memberikan sebuah perspektif lain. Tikus-tikus yang menjadi subjek medan elektromagnet ekstrim menghasilkan tingkat gas ozon beracun yang berbahaya. Ozon ini terbentuk saat tikus berada di dekat korona (api Santo Elmo) yang tercipta akibat elektron yang lari dari permukaan konduktor listrik runcing bertegangan tinggi.

Jadi mungkin kenapa orang yang tinggal di bawah SUTET merasa terganggu adalah karena di sana banyak ozon, dan selama ini para ilmuan mencari di tempat yang salah. Mungkinkah SUTET justru menimbulkan masalah pernapasan (karena keracunan ozon) bukannya masalah kanker atau leukmia?

Sedikit tentang SUTET…Jaya Indonesia..Maju PLN…PDKB Safety…Safety..Safety..!!!!!

PLN Ganti Nama …

PLN Ganti Nama Jadi LSM

 

 di facebook, pln dirayakan sebagai perusahaan lilin negara

di facebook, pln dirayakan sebagai perusahaan lilin negara

PLN itu singkatan dari Perusahaan Listrik Negara. Merujuk ke arti perusahaan dalam literatur bisnis dan ekonomi, perusahaan didefinisikan sebagai suatu unit kegiatan produksi yang mengelola sumber-sumber ekonomi menjadi barang dan jasa untuk memperoleh keuntungan. Dari definisi ini kemudian ditemukan unsur-unsur penting dalam sebuah perusahaan. Yaitu adanya modal dana, organisasi, sumber daya manusia dan terakhir keuntungan.

Tanpa adanya dana, mustahil sebuah organisasi terbentuk. Tanpa adanya manusia, mustahil organisasi bisa jalan. Dan tanpa adanya organisasi, mustahil orang dan dana bisa bekerja. Lalu tanpa adanya keuntungan, mustahil orang dan dana ini mau berkumpul dalam sebuah organisasi.

Lalu bagaimana dengan PLN?

PLN punya keempat unsur di atas. Perusahaan penghasil setrum ini punya dana, punya SDM dan punya organisasi besar yang berstruktur dari tingkat pusat hingga tingkat daerah, di seluruh Indonesia. Sebagai sebuah perusahaan negara yang memonopoli pasokan listrik, jelas perusahaan ini tidak punya kesulitan sama sekali dalam memasarkan produknya. Hampir seluruh rakyat negeri ini menjadi pelanggan setia PLN.

Artinya setia menggunakan listrik buatan PLN, meski belum semuanya setia membayar tagihan listrik. Saking tingginya brand loyalty yang dimiliki PLN, tidak ada satu pihak pun yang mencoba menduplikasi produk PLN. Artinya semua listrik dijamin keasliannya. bukan barang palsu, bukan pula buatan Cina.

Lalu mengapa performa perusahaan ini selalu merah? Mengapa PLN tidak pernah meneguk keuntungan? Dan mengapa setiap tahun perusahaan ini selalu mengeluh rugi dan kekurangan modal?

Pertanyaan ini sangat penting untuk diajukan oleh setiap kepala yang hidup di Indonesia yang semuanya adalah pelanggan dan pengguna produk PLN. Apalagi saat ini PLN lebih rajin melakukan program pemadaman listrik daripada menggelar promo diskon atau program undian berhadiah BlackBerry (misalnya untuk pelanggan yang membayar tagihan di atas tanggal 10).

Sekalipun saat ini program Pemadaman Listrik Bergilir sudah diganti menjadi program Penyalaan Listrik Bergilir, pertanyaan-pertanyaan tersebut tetap relevan untuk segera dijawab oleh petinggi PLN.

Kalau mereka yang pintar-pintar dan dipercaya menjalankan perusahaan PLN tidak mampu menjawabnya, atau malah melemparkan jawabannya ke bos mereka yang sama sekali tidak mengerti ilmu kelistrikan dan hanya tahu bagaimana cara memenangi pemilu, maka sebaiknya nama PLN diganti saja.

Jangan lagi pakai nama perusahaan, tapi diganti menjadi Lembaga Setrum Mandiri alias LSM. Karena kalau tidak berbentuk perusahaan, PLN tidak lagi dituntut untuk mendapatkan untung. LSM juga tidak punya pelanggan dan tidak terkait dengan urusan bisnis. Malah LSM bisa bebas menjadi dana bantuan ke masyarakat atau ke pihak asing lain.

Nah, kalau sudah ganti nama, baru para petinggi yang mengurusi listrik negeri ini bisa bilang, “Listrik mati mulu? Namanya juga LSM, Bung…”

PERAWATAN SUPER…

PERAWATAN SUPER KIPS KAWASAKI NINJA 150R/RR

Kita ketahui sekarang ini semakin banyak saja pemakai motor yang satu ini (KR 150R/RR) walaupun mesin 2 Tak yang katanya boros (padahal sebetulnya itu salah hehehehe…) satu-satunya masih bertahan utk kelas minyak campur (Yamaha RX King, Suzuki Satria Agresif, Yamaha F1ZR telah menurunkan bendera ),dan tetap bisa bersaing dipasaran walaupun banyak motor sekelas 150cc yang di keluarkan oleh produk Yamaha,Suzuki dan Honda. Kenapa tidak..siapa yang mampu meredam kecepatan si jago dari Kawasaki 150R/RR (masih standart) belum lagi di korek.

Untuk ninja 150R dengan kode block 1855 yang sudah memiliki Super KIPS (Kawasaki Integrated Power valve System) membuat performa Kawasaki Ninja 150 semakin baik di putaran atas.

ninja150rr_superkips

Dengan memanipulasi saluran buang, pada putaran di atas 6.000 rpm tarikan akan semakin kuencaanngg.

Kerja katup ini seolah memberikan saluran buang tambahan, yang membuat kompresi menurun pada putaran tinggi. Turunnya kompresi ini, memungkinkan piston mampu bergerak lebih cepat mencapai putaran tertinggi, efeknya tenaga optimal pun bisa tercapai.

Selain itu, terjadinya ledakan dini atau predetonating  pada ruang bakar pun bisa dicegah, serta komponen mesin jadi lebih awet. Sungguh luar biasa fungsi peranti ini di mesin dua langkah Ninja 150. Tetapi, semua hal tadi akan terasa percuma, jika KIPS kotor dan tak bisa bekerja dengan sempurna.

Nah disini saya akan coba bantu para Ninjers sejati untuk melakukan perawatan sendiri pada motor kesayangan anda..

Macetnya SKIPS bs terjadi di 2 hal:
1.  Macet di RPM bawah. Dg kata lain katup SKIPS ga mau kebuka. Klo udh gini ninin ga bakal mau lari… larinya ketahan di RPM sktr 7.000.
2.  Macet di RPM atas. Klo yg ini kejadian klo abis ngebut, katup SKIPS ga mau nutup lagi. Efeknya kebalikan yg diatas. Di RPM bawah ninin akan loyo… udh gitu suara knalpot jadi aneh… gede banget…
Tp yg jelas, mau macet di RPM atas kek atau bawah kek, pokoknya klo macet ya nyebelin…

Sblm aq ngebahas ttg bgmn cara perawatan dan penanganan SKIPS macet, ada bbrp tips yg bs dilakukan sblm kita bongkar SKIPSnya (inipun juga sudah sering dibahas , tp gpp cuma sekedar pengingat aja):
1.  Pake oli samping minimal JASO FC & semi sintetik.
2.  Sering geber sampe RPM >7.000, baik saat manasin maupun saat udh jln.
      Kalo aq sendiri sih ga prnh geber2 gas pas manasin mesin. Bukan apa2. Takut ditimpuk tetangga… Aq manasin mesin 2-3 menit aja tanpa digeber2, abis itu jalan pelan2 keluar komplek (ini juga blm ngebut… takut diketapel ama Pak RT hahahahaha…). Begitu msk jln raya, baru aq geber2 dikit ampe >RPM 7.000, abis itu siap deh buat ngebut (ama polisi juga ga takut… hahaha). Buat ninjer yg takut ngebut, bisa aja pasang persneling rendah, trus panteng RPMnya sampe 7.000-9.000 sbntr, yg penting katup SKIPS udh bekerja (tp aneh juga ya, beli ninja koq takut ngebut… hehehe).

Tapi itu hanya langkah preventif awal. Ada langkah preventif berikutnya, yaitu perawatan.Ini perawatan bilamana superKIPS terlalu sering macet dan susah untuk membuka atau menutup kembali.

Siapin peralatannya: obeng plus,obeng min, kunci ring 8 dan 10,kunci L 5, carb cleaner (cairan pembersih karburator, merk tserah, klo aq pake STP), chain lube (pelumas rantai atau pelumas semprot lainnya, merk tserah, klo aq pake MTR).
Untuk perawatan berat, peralatannya harus ditambah dg: kunci L 5, kunci ring 8, high temp grease (gemuk pelumas, merk tserah, klo aq pake Top1) & Coca Cola sekaleng (buat jaga2 kalo haus…).
Bagian I (perawatan ringan):

  • Buka fairing kanan kiri (buat RR) pake obeng plus. Fotonya udh ada di Note NC “Cara Stel Oli Samping”.
  • Buka karet penutup SKIPS (warna hitam, di kanan atas mesin)

Gambar

  • Pake kunci ring 8 buat buka rumah SKIPS. Utk buka, puter ke KIRI (kayak skrup biasa). Ada 2 skrup, di kiri & kanan rumah SKIPS . Sesudah skrup terbuka, utk mencopot rumah SKIPS, congkel pelan2 pake obeng minus.

Gambar

  • Buka skrup pengunci gear mekanis katup SKIPS pake kunci ring 10. Utk buka, puter ke KANAN. Ada 2 gear mekanis katup, kiri & kanan. Kemudian copot gear mekanis dari dudukannya.

Gambar

  • Ingat bahwa nanti pada saat memasang gear kembali, ada titik2 yg hrs diperhatikan. Titik2 ini hrs saling bertemu pada saat dipasang nanti.

Gambar

  • Bersihkan pake carb cleaner sampe bener2 kinclong: gear mekanis (3 buah – yaitu 2 gear katup SKIPS & 1 gear pemutar katup SKIPS), rumah SKIPS (bagian atas mesin), tutup rumah SKIPS
  • Buka skrup pengunci batang katup pakai kunci L 5. Membukanya ke arah KIRI. Ada 2 buah, di kiri & kanan. Copot pengunci tsb dg menggunakan obeng minus. Utk mencongkelnya, ada dudukan di sebelah dpn pengunci tsb.

Gambar

  • Pasang kembali skrup ke batang katup. Gunanya sbg dudukan utk mengungkit batang katup SKIPS keluar dari dudukannya. Gunakan obeng panjang atau kunci T atau apa saja terserah utk mengungkit batang katup tsb. Lakukan dg hati2.

Gambar

  • Skrg kita sdh mengeluarkan batang katup SKIPS. Terdiri dari 2 bagian, yaitu batang katup itu sendiri dg katup SKIPS di bagian bawahnya (yg berwarna oranye) & selongsong batang katup tempat berputarnya batang katup. Keluarkan selongsong dari batang katup. Pembersihan dilakukan dg menyemprot carb cleaner ke katup SKIPS yg berwarna oranye. Tunggu sbntr sampe cairan meresap dan kerak melunak. Kerak tsb bisa kita bersihkan dg amplas halus. Perhatikan bhw amplas hanya boleh digunakan di katup ini. TIDAK BOLEH digunakan pada batang katup dan bagian dalam selongsong katup, krn bisa menyebabkan baret yg bikin perputaran seret. JANGAN menggunakan thinner utk membersihkan selongsong katup krn bs menyebabkan karet seal melar shg getas/gampang sobek. Bersihkan dg menggunakan carb cleaner atau engine degreaser.

Gambar

  • Langkah berikutnya: buka kuping/tutup SKIPS di bagian kanan & kiri mesin (yg ada tulisannya Super KIPS utk kanan & tempat selang HSAS di kiri). Gunakan kunci T 8mm. Masing2 tutup ada 3 skrup. Utk buka putar ke kiri. Bersihkan tutup dan bagian dalamnya, dengan menggunakan carb cleaner/engine degreaser Amplas jk perlu. Semprot lubang SKIPS dg carb cleaner atau engine degreaser supaya kerak rontok. Sesudah bersih, tutup kembali.

Gambar

Gambar

  • Beri high temp grease secukupnya pada batang katup. Knp hrs pake high temp grease? Dari  namanya juga udh tau jawabannya kan? Abis itu pasang selongsongnya kembali. Pasang kembali batang katup berikut selongsongnya ke lubang dudukan. Pukul pelan pake palu karet atau palu biasa tp jgn langsung, pake gulungan kain utk menutupi batang katup supaya tdk rusak wkt diketok. Ingat: ngetoknya pelan aja, yg penting masuk.
  • Pasang kembali semua part dg langkah kebalikan di atas.

Asyik kan? Dgn tau langkah2 di atas kan bisa ngebersihin sendiri & hemat biaya. Atau klo pas ga ada wkt buat bersihin SKIPS sendiri, setidaknya wkt di bengkel ga bakal dikibulin ama mekanik. Jgn mau klo mekanik cuma copot kuping SKIPS kanan kiri trus bersihin aja (soalnya aq juga prnh ngliat mekanik bengkel resmi cuma nglakuin ini buat bersihin SKIPS). Klo gitu aja sih anak SD juga bisa. Suruh mekanik bongkar sampe ke katup/valve SKIPS & bersihin, jgn lupa minta diksh grease juga. Pelototin juga dia pake high temp grease atau ga..hahahahahhaha

Terakhir, pembersihan seperti ini bisa dilakukan 2-3 bulan sekali atau bahkan lebih atau tergantung kebutuhan. Ini juga tergantung pada kualitas olsam yg dipakai, jam terbang (ninin yg keluar cuma pas weekend ama yg tiap hari beredar tentu berbeda) dan kondisi jalan yg dilewati (semakin sering nglewatin jln berdebu, hrs semakin sering dibersihkan).

Oke broo…sekian dulu yaa..Salam Ninjers Sejati…!!!!!

 

5 Kutukan Nyata…

5 Kutukan Nyata Teraneh di Dunia

 

Siapa yang tidak pasti tahu cerita legenda Malin Kundang? Cerita itu sifatnya dongeng dan diragukan kebenarannya. Namun, berbeda halnya dengan lima cerita berikut ini. Ada beberapa kebetulan menakutkan di luar sana yang benar-benar sulit dijelaskan dengan nalar sehingga membuat kita bertanya-tanya. Benar atau tidak? saya coba merangkum lima kutukan sangat aneh yang terjadi di kehidupan nyata.

1. Manusia Es Terkutuk 

Oetzi, atau manusia es, begitulah ia dikenal, ditemukan di Puncak Gunung antara Austria dan Italia pada tahun 1991. Selama 13 tahun selanjutnya, tujuh orang yang berhubungan dengan temuannnya, tewas. Dalam beberapa kasus, kematian mereka tampak seperti kematian biasa, namun empat kematian di antaranya cukup ganjil atau mengenaskan.

Kematian pertama terjadi tahun 1992 ketika Rainer Henn, ahli patologi forensik yang menyimpan Oetzi ke dalam sebuah kantung mayat dengan tangan telanjangnya, tewas akibat tabrakan mobil dalam perjalanan menuju sebuah konferensi dunia untuk membahas Manusia Es tersebut. Berikutnya, Kurt Fritz, pemandu gunung yang mengantarkan Henn ke Oetzi, dan yang membuka wajah Oetzi, tewas tertimbun tanah longsor. Orang nomor tiga, yang mem-film-kan penemuan Oetzi, meninggal akibat tumor otak.

Daftar korban semakin menyeramkan: Helmut Simon, yang dengan istrinya adalah orang yang pertama kali menemukan Manusia Es tersebut, menghilang selama 8 hari pada tahun 2004. Ketika tubuhnya ditemukan wajahnya menunduk di dalam tumpukan es, dimana ia telah jatuh dari karang terjal setinggi 300 kaki. Dieter Warnecke, kepala tim penyelamatan yang menemukan Helmut, tewas akibat serangan jantung satu sjam setelah penguburan Helmut.

Pria nomor enam, Konrad Spindler, meninggal akibat komplikasi yang disebabkan oleh Multiple Sclerosis enam bulan setelah kutipannya disebarkan “Menurut saya, kejadian ini hanya sampah. Ini hanya buatan media saja. Anda akan mengatakan bahwa sayalah korban selanjutnya.”

Yang ketujuh dan yang terakhir (sejauh ini) adalah tahun 2005: Tom Loy, seorang ilmuwan yang menemukan darah manusia pada pakaian dan senjata Oetzi, meninggal akibat penyakit darah turunan. Kejadian ini biasanya dianggap tidak lebih dari kematian alami tetapi tidak apabila melihat kenyataan bahwa ia didiagnosa pada tahun 1992, satu tahun setelah mulai bekerja dengan Manusia Es tersebut. Berdasarkan kejadian-kejadian ini, mungkin kamu akan menjadi korban selanjutnya karena membaca artikel ini!

Bukti menunjukkan bahwa Manusia Es mengalami akhir yang kejam, ditembak dengan sebuah anak panah sebelum kepalanya tertampar keras. Jadi pada dasarnya, Oetzi adalah korban pembunuhan klasik yang tertinggal di pegunungan sehingga menjadi mumi di sebuah kuburan tak bertanda.

2. Makam Terkutuk 

Tentu saja, jika kamu ingin cerita kutukan tentang mumi berukuran besar, kamu perlu sejarah yang benar-benar mengerikan seperti makan terkutuk Timur. Timur (8 April 1336 – 18 Februari 1405), dikenal sebagai Tamerlane, adalah seorang penakluk wilayah Asia Barat, Selatan dan Tengah dari Turki, dan pendiri dinasti Timurid (1370–1405) di Asia Tengah, dan kakek yang sangat-sangat agung dari Babur, pendiri Dinasti Mughal, yang bertahan sebagai Kekaisaran Mughal di India sampai 1857.

Setelah mendapatkan gelar Raja Agung (Great Khan) tahun 1369, Timur meluncurkan sebuah kampanye mengerikan dari Persia ke Rusia Selatan Timur yang bisa membuat kakek Genghis bangga — membuat piramida dari 70 ribu tengkorak manusia di India Utara, kemungkinan karena ia lelah membawa semua mayat.

Ketika Timur tewas tahun 1405, ia dikebumikan di kompleks Gur-e Amir di Samarkand, Uzbekistan. Sebuah lempeng giok hijau megah yang pernah digunakan sebagai singgasana Kabek Khan ditempatkan di sekitar makam Timur dan ditutup dengan tulisan Arab tentang betapa mengagumkannya orang Mongol ini, dan, untuk memastikan tidak ada orang yang mengganggu mayat Timur ini, kata-kata “Ketika Aku bangkit dari kubur, dunia akan bergetar”, mengingatkan kita dengan ramalan Vigo di film Ghostbusters II.
Cukup pasti, tahun 1941, Stalin mengutus ahli arkeologi Mikhail Mikhaylovich Gerasimov untuk menggali kuburan Timur. Ingat tentang terobosan-terobosan arkeologis di Tanis dan Iskenderun?

Menurut Kaumov, para orang tua Uzbek setempat sangat marah terhadap penggalian tersebut: “Para orang tua ini menunjukkan kami sebuah buku yang berkata bahwa makam Timur tidak boleh dibuka, karena bisa memicu peperangan. Saat itu saya masih muda dan tidak terlalu bijak. Saya tidak terlalu memperhatikan kejadian tersebut. Pada tanggal 21 Juni kami membongkar tengkorak Timur. Kemudian, tanggal 22 Juni perang dengan Jerman dimulai.”

Dengan kata lain, kurang dari 24 jam setelah membuka kuburan yang mengancam akan “membuat dunia bergetar” apabila terganggu, para tentara Stalin melihat Hitler meluncurkan Operasi Barbarossa: serangan paling terbesar dan paling brutal di Perang Dunia II.

Setelah kehilangan jutaan tentara dan warga Soviet, orang-orang Rusia tersebut akhirnya mengembalikan Timur ke makamnya dengan tata cara pemakaman Islami sepenuhnya tanggal 20 Desember 1942. Pada waktu yang sama di sisi lawan negara tersebut, Operasi Badai Musim Dingin (Operation Winter Storm), upaya terakhir Jerman untuk lari dari penghancuran di Stalingrad, gagal.

Peringatan bagi pembaca cerpenhoror agar menjauh dari makam Timur. Dan kirimkan beberapa bunga ke arkeologis yang memiliki gagasan brilian untuk mengembalikan peninggalan-peninggalan Timur pada waktu yang tepat sehingga mencegah Nazi memenangkan Perang Dunia II. Siapa pun itu.

3. Musisi Terkutuk 

Meski kamu tidak mengenali istilah ini, “27 Club” (Klab 27) berkaitan dengan beberapa orang yang hampir pernah kamu dengar. Tahu Brian Jones, Jimi Hendrix, Janis Joplin, Jim Morrison dan Kurt Cobain? Kelima tokoh tersebut terkenal bukan hanya karena telah menjadi ikon generasi dan kebudayaan, namun mereka juga sama-sama terkenal karena telah memilih tewas di umur 27.

Jones tenggelam di sebuah kolam, Hendrix sesak nafas, Joplin over dosis heroin, Morrison kemungkinan sama dengan Joplin, dan Cobain menembak mukanya sendiri (Ok, mungkin Cobain sedikit licik dengan sengaja membunuh dirinya). Namun, itu hanya 5 kasus yang paling terkenal. Nyatanya, ada 41 anggota dari apa yang disebut 27 Club, semuanya berawal dari Alexandre Levy, yang meninggal bulan Januari 1892. Kemudian Louis Chauvin, musisi ragtime, tewas tahun 1908 akibat Neurosyphillitic sclerosis.

Dan kemudian ada Robert Johnson, pria yang dipercaya sebagai penemu blues, yang tewas pada usia 27 tahun 1938. Ada cerita legenda bahwa Johnson menjual jiwanya kepada Setan atau kita sebut saja Devil agar bisa menciptakan musik hebat, jadi mungkin Devil tersebut menganggap usia 27 adalah usia yang tepat untuk diambil.

Orang yang paling baru dalam daftar 27 Club, musisi asal Zambia bernama Lily Tembo, tewas bulan September 2009. Sepertinya ada sesuatu seperti garis perak bagi semua kejadian tersebut dimana para bintang ini tidak dapat hidup cukup lama.

4. Pernikahan Terkutuk 

Menikah adalah salah satu urusan terbesar dalam hampir semua kehidupan orang, dan biasanya wanita selalu ketakutan terhadap hal-hal kecil sampai acara pernikahan selesai. Namun, berbeda dengan pernikahan terkutuk Maria Vittoria dal Pozzo, Putri della Cisterna ke-6 yang jauh, jauh lebih buruk.

Ketika pangeran Amedeo dari Savoy mengumumkan bahwa ia akan menikahi Maria, Raja Victor Emmanuel II dari Italia sangat tidak menyetujui pernikahan tersebut. Untuk satu alasan, ia pikir anaknya yang  tampan bisa mendapatkan wanita yang lebih baik dari “wanita bangsawan” tersebut. Kedua, pilihan anak Raja Victor tersebut bukan keturunan kerajaan. Pada dasarnya, Raja Victor adalah seorang pria yang memiliki standar tinggi.

Meskipun demikian, Pangeran Amedeo I menikahi Putri Maria pada tanggal 30 Mei, 1867 di sebuah peristiwa yang bisa disebut sebagai pernikahan paling terkutuk di dalam catatan sejarah.

Di hari pernikahan, rombongan pengantin tersebut menemukan wanita yang bertanggung jawab untuk membuat pakaian sang Putri mati dengan memakai gaun pengantin tersebut. Maka, Maria yang percaya takhayul bersikeras untuk menikah dengan gaun yang berbeda.

Kemudian, ketika rombongan pengantin sedang dalam perjalanan dari istana menuju gereja, kolonel yang memimpin prosesi tersebut jatuh dari kudanya dan meninggal akibat sunstroke (serangan jantung yang disebabkan oleh sinar matahari). Setelah mereka menemukan pengganti kolonel tersebut, rombongan tersebut terhenti lagi di gerbang istana, yang untuk alasan tertentu menolak untuk dibuka. Penjaga gerbang yang ditugaskan tergeletak mati tertutup oleh banyak darah.

Segera setelah pernikahan, pria terbaik memberi hormat kepada pasangan tersebut dengan menembak dirinya di kepala. Rombongan tersebut dengan cepat pergi ke stasiun kereta api, mungkin mereka ingin naik kereta untuk pergi keluar kota. Pria yang menulis kontrak pernikahan pun mengalami “gangguan apopleksia,” pendarahan internal besar-besaran – biasanya dalam otak – yang hampir menyebabkan kematian. Setelah itu, kepala stasiun kereta api tersebut tertarik oleh kereta kuda pengantin.

Pada titik ini, Raja Victor Emmanuel II sadar bahwa pernikahan ini akan membebani dia dengan biaya pemakaman, dan memerintahkan agar tak seorang pun yang menggunakan kereta api dan malah berjalan kaki secara diam-diam kembali ke istana sebelum para dewa sadar bahwa ada orang lain yang lupa untuk dibunuh. Pembatalan tersebut berjalan sangat baik sekali sampai Pangeran dari Castiglione juga terseret di bawah kereta kuda pengantin.

Pangeran tersebut adalah yang terakhir tewas, namun pernikahan pembawa sial antara Maria Vittoria dal Pozzo dan Pangeran Amadeo I secara resmi tidak berakhir sampai sepuluh tahun kemudian ketika Putri Maria meninggal setelah komplikasi saat melahirkan pada usia 29.

5. Nomor Telepon Terkutuk 

Ponsel bisa menjadi kutukan untuk sejumlah alasan tertentu, dari pesan teks spam yang tak berakhir sampai ke bunyi dering di tengah-tengah pencurian permata. Tapi setidaknya, ponsel tidak dapat membunuh kamu.

Kecuali nomor 0888-888-888.

Nomor tersebut asalnya dikeluarkan di Bulgaria pada awal 2000an dan telah melewati beberapa tangan. Setiap orang yang memilikinya, mati.

Nomor tersebut berasal dari Mobitel, sebuah perusahaan telepon di Bulgaria, dan sampai saat ini, nomor tersebut telah mengambil 3 nyawa. Tahun 2001, pemilik asal sekaligus CEO Mobitel Vladimir Grashnov tewas oleh kanker. Nomor tersebut kemudian diberikan ke bos mafia bernama Konstantin Dimitrov, yang tertembak mati ketika makan malam dengan seorang model pada tahun 2003. Terakhir, nomor ini sampai ke tangan usahawan bernama Konstantin Dishliev yang ditembak di luar sebuah restoran khas India di ibukota Bulgaris pada tahun 2005.

Kedua Konstantin tersebut adalah penjahat (yang pertama adalah bos mafia dan kedua adalah usahawan korup di perusahaan obat-obatan) dan kemungkinan dibunuh oleh orang Rusia yang tidak menyukai persaingan, namun ada sesuatu yang menyeramkan tentang dua orang yang memiliki kesamaan nama ini dalam hal kesamaan jenis usaha yang keduanya mati dengan cara yang sama pada lokasi yang sama ketika membawa ponsel dengan nomor yang sama.

Sejak itu Mobiltel telah mencabut nomor tersebut tanpa pasti. Ketika ditanya tentang rangkaian peristiwa tersebut, perwakilan dari Mobiltel menjawab “Kami tidak punya komentar. Kami tidak akan membahas nomor orang.”

Fenomena Mudik …

Fenomena Mudik di INDONESIA

 
 
 
 

Mudik adalah kegiatan perantau untuk kembali ke kampung halamannya. Mudik di Indonesia identik dengan tradisi tahunan yang terjadi menjelang hari raya besar keagamaan misalnya menjelang Lebaran. Bagi sebagian besar masyarakat Indonesia, khususnya masyarakat Jawa, Mudik boleh dikatakan sebuah tradisi yang mutlak harus dilaksanakan. Pada saat itulah ada kesempatan untuk berkumpul dengan sanak saudara yang tersebar di perantauan, selain tentunya juga sowan dengan orang tua. (wikipedia indonesia).

Mudik diambil dari kata “udik” yang berati kampung atau jauh dari kota.
entah sejak kapan tradisi mudik pulang kampung di indonesia dimulai. Namun menurut budayawan Jacob Soemardjo, mudik merupakan tradisi primordial masyarakat petani Jawa yang sudah mengenal tradisi ini jauh sebelum berdiri Kerajaan Majapahit untuk membersihkan pekuburan dan doa bersama kepada dewa-dewa di kahyangan untuk memohon keselamatan kampung halamannya yang rutin dilakukan sekali dalam setahun. Kebiasaan membersihkan dan berdoa bersama di pekuburan sanak keluarga sewaktu pulang kampung sampai saat ini masih banyak ditemukan di daerah Jawa.

Budaya mudik adalah suatu nilai sosial positif bagi masyarakat Indonesia, karena dengan mudik berarti masyarakat masih menjunjung nilai silaturahmi antara keluarga.
acara mudik khususnya menjelang lebaran bukan hanya menjadi milik umat muslim yang akan merayakan idul fitri bersama keluarga, namun telah menjadi milik “masyarakat indonesia” seluruhnya. karena pada dasarnya bersilaturahmi adalah hakikat dari kehidupan manusia sebagai makhluk sosial. karena manusia sebagai makhluk sosial tidak akan dapat hidup tanpa orang lain, meskipun manusia adalah juga makhluk individu yang berhak menetukan tujuan hidupnya sendiri.

Selain untuk bersilaturahmi, mudik juga digunakan sebagai momen untuk menunjukkan sebuah eksistensi para pemudik kepada orang lain. Dengan bertemu sanak keluarga, mereka bisa menunjukkan sampai sejauh mana hasil jerih payah mencapai taraf hidup di perantauan. meskipun ajang “pamer” ini cenderung berdampak negatif. para perantau rela menghamburkan tabungannya, jerih payahnya selama di rantau untuk menunjukkan “keberhasilan” kepada keluarga dan tetangga. tak heran dealer handphone dan motor/mobil sangat laris menjelang hari lebaran.

Sebenarnya pulang kampung bukan hanya terdapat di Indonesia, di masyarakat eropa atau amerika pun, mereka memiliki tradisi berkumpul makan bersama keluarga besar di malam natal. meskipun mobilisasi yang ada tak sehebat “pulang kampung” di indonesia. diperkirakan mobilitas mudik di indonesia, adalah mobilisasi penduduk terbesar di dunia setiap tahunnya.
hal ini juga berarti masih pekatnya sentralisasi pembangunan, pemerintahan, dan ekonomi Indonesia di Jakarta. Pegawai swasta, pegawai pemerintah, anak kuliah, pembantu rumah tangga, semuanya pulang ke kampung halaman dari jakarta, seolah identik bahwa jakarta adalah ladang sumber penghidupan.
Pemerintah harus mulai memikirkan pemerataan pembangunan. supaya beban urbanisasi bisa ditekan.

Ribuan orang bahkan jutaan, berbondong2 berebut tiket kereta api, bus, pesawat, kapal laut, travel bahkan rela naik mobil atau motor pribadi semalaman suntuk hanya untuk merayakan hari raya bersama keluarga.
Saya membayangkan begitu indahnya niat hati orang-orang yang pulang kampung hanya untuk bertemu keluarga. karena ternyata masyarakat kita masih peduli dengan keluarga. sangat ironis memang ketika menyaksikan berita2 kriminal ada, ibu membuang anaknya, anak membunuh orang tua, sesama keluarga saling bertengkar. Sedikit terbayar sudah keprihatinan itu ketika menyaksikan jutaan orang “mati-matian” merindukan keluarga untuk pulang kampung.

Orang yang mencintai kampung halamannya adalah orang yang tidak lupa darimana dia berasal, lebih filosofis adalah ibarat kacang yang tak lupa akan kulitnya. atau menurut pepatah “Sejauh-jauh burung terbang, akhirnya akan kembali ke sarangnya” oleh karena itu mudik juga dapat digunakan untuk sebuah refleksi diri kembali ke asal, kembali kebelakang, bahkan sampai di masa kecil kita.
pernahkah terbayang ketika kita di sini saat ini, sedang menggunakan internet, dan terpikir di kampung halaman kita, mungkin masih banyak orang yang tak tahu apa itu internet.
Ketika kita dengan mudah berkomunikasi dengan handphone, fasilitas hiburan yang beragam, tempat makan yang bervariasi, semuanya mudah dan praktis.
Sedangkan di tempat lain sangat mungkin orang2 di kampung harus berjuang untuk sekedar hidup yang layak. Tentunya jangan sampai hanya berhenti pada keperihatinan di situ, namun seharusnya ada komitmen untuk membangun kampung halaman kita.

Lekat dengan budaya kita cerita rakyat Malin Kundang di Sumatera Barat, kisah seorang anak yang lupa akan kampung halamannya, bahkan malu mengakui Ibunya karena sangat miskin. yang kemudian Malin dikutuk menjadi batu yang bersujud.
dari cerita rakyat tersebut dapat menjadi inspirasi pula, bahwa dengan pulang ke kampung, sungkem dengan orang tua, adalah juga sebentuk kecil bhakti untuk orang tua atau keluarga dengan menunjukkan sedikit keberhasilan di tanah rantau.
Orang bijak bilang, orang yang berbhakti adalah anak yang memuliakan orang tuanya.

JUMLAH PEREMPUAN LEBIH BANYAK HADIR DI GEREJA DIBANDINGKAN DARI PRIA, MENGAPA????

“Perempuan adalah pria yang tidak sempurna”. Inilah yang akhirnya yang menjadi dasar pemikiran kebudayaan helenistik kuno dalam memandang perempuan. Hidup dalam cap sebagai seseorang yang “tidak sempurna” akhirnya membuat golongan perempuan menjadi warga kelas dua. Perempuan diperlakukan “seadanya” saja. Mereka dibatasi perkembangan dan ruang bertumbuhnya. Bahkan yang paling kejam, mereka sering sekali diperlakukan diskriminatif dalam kehidupan sehari-hari mereka. Perempuan pun hidup dalam kekangan ketika itu.

Salah seorang dosen saya bercerita. “Tahukah kalian (para mahasiswa), mengapa Yesus pernah mengatakan “dua atau tiga orang berkumpul dalam nama-Ku, disitu Aku ada ditengah-tengah mereka.”? Katanya ketika itu, ada sebuah syarat dalam menjalankan ibadah dalam tradisi orang Yahudi. Syarat itu adalah: dalam menjalankan sebuah ibadah, harus ada sepuluh laki-laki, baru sebuah ibadah bisa dilakukan. Sehingga, kalau pun ada seribu wanita dan sembilan laki-laki, maka ibadah tidak bisa dilakukan. Lihatlah konteks itu, laki-laki dijunjung begitu tinggi, sementara perempuan direndahkan kehadirannya.
Itu juga yang menjadi konteks perempuan dizaman Rasul Paulus. Perempuan didudukkan pada kasta kedua. Mungkin juga dengan sangat terpaksa, Paulus menuliskan sebuah pesan yang sangat kontroversial diera emansipasi perempuan sekarang yaitu “perempuan harus berdiam diri dalam sebuah pertemuan ibadah”. Ketika itu, pesan ini bukanlah sebuah permasalahan yang serius. Bahkan itu merupakan sebuah hal yang biasa dan wajar saja karena itu merupakan konteks kebudayaan yang berlaku ketika itu.
Tapi sekarang semua lain. Perempuan di gereja tumbuh menjadi sebuah kekuatan baru. Apakah karena mereka lebih mampu dari pada pria? Saya tidak mau masuk lebih dalam kearea ini karena prinsip bahwa pelayanan itu dilihat bukan karena kemampuan, tapi kemauan. Kalau begitu apa yang membuat mereka kuat? Jawabannya adalah jumlahnya. Jika jeli mengamati, maka kita akan melihat sebuah fakta unik bahwa kebanyakan orang yang hadir ke gereja adalah perempuan. Tidak sampai disitu, dalam aktifitas gereja pun seperti kelompok pendalaman Alkitab (PA), kebaktian doa, persekutuan, dsb kebanyakan dihadiri juga oleh perempuan. Bahkan dalam posisi-posisi stategis komisi-komisi pun banyak diduduki oleh perempuan.
Perlu diingat, fenomena ini tidak hanya terjadi di gereja saja. Di lembaga-lembaga Kristen (para church) pun terjadi hal yang serupa. Katakanlah misalnya di PMK (Persekutuan Mahasiswa Kristen). Kebanyakan mereka yang hadir adalah perempuan. Kebanyakan mereka yang jadi pengurus adalah perempuan. Sial bagi mereka kaum pria, ada saja orang usil yang menuduh bahwa mereka yang sering ikut PMK adalah pria yang keperempuanan.
Fakta memang menunjukkan bahwa jumlah perempuan memang 1:5 dengan pria. Namun apakah ini yang menjadi faktor utama? Tidak adakah yang lain?
Saya melihat salah satu faktornya adalah karena iklim kehidupan gereja memang lebih kondusif dan cocok bagi perempuan. Kondusif dalam artian penekanan yang berlebih sehingga “menguntungkan” perempuan. Iklim yang saya  maksudkan adalah cara hidup dalam gereja atau dalam komunitas kekristenan lainnya yang lebih senang sharing daripada berdebat. Pesan khotbah yang lebih menekankan mengalah dari pada melawan. Anjuran untuk lebih manut dari pada memrotes. Gaya membelai ditonjolkan dari pada menghajar. Masih banyak lagi dimana penekanannya lebih kuat pada sisi feminin manusia dibanding sisi maskulinnya. Sehingga jangan heran jika kawan saya Dodi (nama samaran) lebih memilih lapangan futsal dari pada pertemuan rapat gereja.
Penekankan yang berlebihan selalu memunculkan ketidakseimbangan. Tidak ada salahnya berdebat dalam gereja atau komunitas kekristenan lainnya selama itu dijalani dengan cinta kasih dan motivasi memajukan kerajaan Allah. Bukankah Paulus dan Barnabas pun pernah berdebat? Tidak ada salahnya untuk protes demi sesuatu yang baik. Bukankah Paulus juga memrotes Kefas yang tidak konsisten? Tidak ada salahnya menghajar untuk membangun. Bukankah Yesus juga menjungkirbalikan dagangan orang-orang di depan bait Allah?
Allah itu roh. Dia tidak berjenis kelamin. Dia tidak terperangkap dalam jenis kelamin feminin atau maskulin. Dia punya kasih yang lebih hebat dari kasih seorang ibu. Tapi yang sering terlupakan adalah Dia juga punya sisi kemaskulinan seperti ketegasan, keras, berani berargumen (ingat ketika Dia menantang Ayub agar berbicara sebagai lelaki), dan sisi-sisi maskulin lainnya. Sehingga Allah seperti inilah yang seharusnya diajarkan dalam gereja dan komunitas kekristenan lainnya.
Sehingga akar sesungguhnya kenapa kaum perempuan lebih dominan secara kuantitatif dalam gereja adalah pengajaran, pendidikan, atau pembinaan dalam gereja yang dilakukan secara tidak proprosional. Baik itu melalui pengajaran lewat mimbar atau dalam praktek kehidupan sehari-hari.
Setujukah Anda?
 

BUDAYA BATAK DALAM AGAMA KRISTEN

Tortor dan gondang tidak lagi sebagai sarana pemujaan dewa-dewa dan roh-roh nenek moyang tetapi sebagai sarana mengungkapkan syukur dan sukacita kepada Allah Bapa yang menciptakan langit dan bumi, Tuhan Yesus Kristus yang menyelamatkan kita dari dosa, dan Roh Kudus yang membaharui hidup dan mendirikan gereja

Nasi sangsang atau roti selai tidak ada bedanya di hadapan Tuhan. Tenunan ulos Batak dengan batik Jawa atau brokart Prancis sama saja nilainya di hadapan Kristus. Taganing atau orgel adalah sama-sama alat yang tidak bernyawa dan netral. keduanya dapat dipakai memuliakan Allah

Sebagai orang Kristen kita dipanggil bukan untuk menjauhkan diri atau memusuhi budaya (tortor, gondang dan ulos) namun untuk menggarami dan meneranginya dengan firman Tuhan, kasih dan kebenaranNya. Bukan membakar ulos tetapi memberinya makna baru yang kristiani

Seberapa salah PLN?

Perusahaan Listrik Negara, pemegang hak monopoli penyaluran setrum ke masyarakat.
Setiap ada pemadaman listrik, kita selalu memaki, selalu ada data yg belum sempat tersimpan, download yg tanggung, selalu ada Tugas Akhir yg tertunda, anak-anak tidak bisa tidur, tak bisa menahan panasnya kota, dan ujung-ujungnya jadi rejeki bagi penyedia es, dan rejeki lebih raksasa kepada penyedia genset (generator set).

Banyak teman ku yg nota bene bekerja di PLN memakai 2 pakaian, pakaian dinas di simpan selama perjanan ke kantor, saat mereka juga ngapelin pacar, mereka selalu was-was, takut pemadaman bergilir, dan kembali mereka akan mendengar cacian itu lagi. Tragis kan? 

Saat aku dan pkerja PLN pergi berburu sticker di Pajus ( tempat jual alat2 kuliah/aksesoris ), iseng bertanya, logo PLN ga ada? ‘buat apa? Mati lampu trus’…aku cm bisa tertawa sendiri.

Apakah salah dari PLN? Apakah salah mereka pekerja atau salah dari pemerintah?
Menurut ku itu semua salah dari pemerintah.

Dari awal perancangan PLN oleh pemerintah, mereka lebih memilih tenaga diesel, yg pada waktu itu masih murah, dan praktis, pada jaman itu. Mereka meninggalan PLTA, padahal begitu banyaknya air terjun di negeri ini yg alami, tidak harus seperti di negara lain, yg harus membangun dam. Hanya dengan alasan biaya mahal. Mereka tidak pernah berpikir jauh sebelum bertindak, atau malah terlalu jauh berpikirnya? Dengan jalan memilih tenaga Diesel, yg pastinya lebih gampang rusak, maka pengalokasian dana perawatan, dan pergantian baru lebih besar, maka jalan untuk korupsi akan lebih banyak lagi kan? Di semua segi akan banyak, dari pengadaan bahan bakar, perawatan, dan pengadaan baru. Mantap.

Sementara apabila lebih memilih PLTA, atau PLTU, yg biaya perawatan lebih murah, biaya operasional lebh murah, dan mesin yg tahan lama, apa coba yg bisa di olah? 

Dan lagi pemerintah membuat ulah pada program pengadaan 10.000MW-nya, mereka menggandeng para kontraktor yg sama sekali buta dengan setrum, mereka adalah orang-orang biasa yg pengen nyari untung pribadi ja. Buat mereka yg penting, pesanan datang, uang ada, maka barang akan di cari, tanpa perduli mutu barang itu. Dan sekarang kita lihat, semua pembangkit kita buatan cina, yg cina bahkan tidak pernah memakai jenis itu, kata lainnya adalah barang mereka yg tidak laku, bahkan sama mereka sendiri, dengan alasan boros, tidak praktis dan manja, Tapi dengan alasan harga murah, barang itu sampai jg di negeri kita tercinta ini. Sementara barang yg di tawarkan negara lain yg memiliki mutu jauh lebih baik, tidak di lirik sama sekali, kembali alasan harga. Mutu itu punya harga loh.

Coba seandainya pegawai PLN yg mencari pembangkit sendiri, maka bisa di pastikan mereka akan mencari mutu terbaik, sama halnya jika mencari mobil, orang bengkel akan mencari yg terbaik bagi dirinya, dan harga yg layak kan?

Anggota PLN wajar mendapat upah yg di atas rata2 pegawai lain, tidak ada pekerjaan pegawai biasa yg seberbahaya pegawai PLN, semua berhubungan maut secara langsung,Tidak ada pegawai lain yg kena caci maki, walaupun itu bukan salah mereka, itu juga mesti di ganjar dengan upah loh. Siapa yg bisa menahan cacian, sumpah serapah? Itu semua DOA, jadi kebayang jika itu semua terkabul? Phew…

Jadi jangan salah kan jika negara ini tidak bisa lepas dari masalah listrik. Jangan salahkan anggota PLN, mereka hanya pekerja, mereka hanya mengikuti perintah, dari sang Pemerintah.

Gambar

 

FENOMENA PEMBAKARAN ULOS BATAK TOBA DIPANDANG DARI ANTROPOLOGI-KEBUDAYAAN DAN ALKITAB

Sulit untuk dipungkiri bahwa kebudayaan adalah sesuatu yang inheren dalam kehidupan manusia. Kebudayaan tampaknya menjadi sesuatu yang sudah ada dengan sendirinya dalam diri manusia secara individu karena manusia diciptakan seturut peta dan teladan Allah (Kej 1:26). Gambar dan rupa Allah ini akhirnya menjadikan manusia menjadi mahluk yang rasional, berakal, berpikir, dan tahu membedakan mana yang baik dan benar. Dengan kemampuan yang dimilikinya inilah, maka manusia mampu menghasilkan budaya dan akan berkembang menjadi kebudayaan[1] yang akan mempengaruhi berbagai aspek kehidupannya baik manusia dipandang sebagai mahluk individu atau pun sebagai mahluk sosial.  
            Kebudayaan merupakan sesuatu yang terus berkembang. Meminjam konsep paradigma-nya Thomas S. Kuhn, dimana dia mengatakan bahwa perubahan paradigma-paradigma akan turut serta mengubah dunia dan cara hidupnya,[2] demikian jugalah kebudayaan itu sendiri. Kebudayaan akan terus bergerak seiring dengan liatnya pergerakan aktifitas ekonomi global, yang mana ini akan mempengaruhi perkembangan teknologi dan sebagai konsekuensi logisnya adalah pertukaran informasi yang tak terkendali yang akan berdampak pada sekularisasi dan globalisasi, sehingga niscaya akan mempengaruhi kebudayaan disetiap tempat di muka bumi ini. Dampak deregionalisasi yang kuat diabad dua puluh satu ini, sebenarnya mau tidak mau memaksa manusia untuk merekonseptualisasikan lagi kebudayaan yang sedang dijalankan dan dianutnya.
            Catatan sejarah menunjukkan bahwa kebudayaan pun merupakan sesuatu yang sering sekali berbenturan. Dia berbenturan dengan kebudayaan yang lain yang datang dari luarnya dan yang paling sering menjadi hal yang menarik untuk dibicarakan adalah benturan budaya dengan agama, terkhususnya Injil. Dalam pergolakannya, sering sekali kebudayaan lebih tinggi dari Injil, atau kebudayaan bisa menjadi setara dengan Injil, atau Injil lebih tinggi sehingga budaya ditelantarkan bahkan ada juga yang menganggap kebudayaan itu menjadi seperti “musuh” yang harus dibinasakan dan dimusnahkan karena dianggap sebagai berhala, namun ada juga yang mencoba mengintegrasikan kebudayaan dengan Injil, yang dalam perkembangannya akan menjadi sinkretis.
            Kebudayaan Batak Toba juga tidak bisa lepas dari benturan-benturan ini. Label sipelebegu[3]sangat kuat disematkan dalam kebudayaan Batak Toba. Banyak hal dan pandangan yang menjelaskan mengapa hal ini terjadi, diantaranya adalah disebabkan praktek-praktek yang dilakoni oleh masyarakat Batak Toba sekarang ini konon dikatakan masih tidak berubah dari praktek yang dilakoni oleh nenek moyang yang  terdahulu yang sarat akan budaya pagan. Ritual-ritual seperti mangokal holi (menggali tulang belulang nenek moyang yang telah mati), budaya sigale-gale (sebuah ritual budaya boneka kayu yang konon katanya digerakan oleh roh-roh nenek moyang) di Pulau Samosir, dan yang masih hangat sampai sekarang adalah fenomena pembakaran ulos karena dianggap sebagai benda yang najis dan “menyimpan” roh jahat di dalamnya.
            Tulisan ini akan coba melihat dan memberi tanggapan salah satu fenomena dari fenomena yang ada dan kontroversial dalam kebudayaan Batak yaitu ulos Batak Toba. Adanya gerakan untuk membakar ulos dan membuangnya dengan alasan tertentu walaupun sebenarnya jika dikonversikan kedalam rupiah, ulos yang dibakar dan dibuang itu bisa menyentuh angka jutaan rupiah. Kelompok ini menganggap ulos adalah benda yang najis dan benda berhala sehingga harus dimusnahkan. Yang membuat fenomena ini menjadi semakin menarik untuk diperbincangkan adalah kelompok yang menganggap ulos sebagai benda najis melakukan pembakaran ulos dikarenakan sebuah alasan yang rohani dan bisa dikatakan juga Alkitabiah. Mereka melakukan itu dengan sebuah alasan karena mencintai dan mengasihi Allah dengan sungguh-sungguh.
            Tulisan ini akan mencoba menjawab pertanyaan-pertanyaan seperti, bagaimana sebenarnya ulos jika dipandang dari sudut antroplogi-kebudayaan? Apa perannya dalam kebudayaan orang Batak Toba? Benarkah ulos ini menjadi sesuatu yang najis dan berhala? Apa yang menjadi dasar pemikiran ulos menjadi sesuatu yang najis? Bagaimana Alkitab sebagai otoritas tertinggi dalam menyikapi fenomena ini?
 
PEMBAKARAN ULOS BATAK TOBA
            Pembakaran ulos sering sekali terjadi karena didorong oleh motif bahwa ulos adalah benda yang najis. Pemikiran seperti ini terjadi dikarenakan beberapa alasan.
a)      Proses pembuatan ulos melibatkan roh nenek moyang.
Dikarenkan penulis adalah seorang Batak dan dibesarkan dalam keluarga Batak yang masih memegang adat dan kebudayaan, sehingga sedikit banyak penulis tahu akan cerita-cerita legenda di balik pembuatan ulos.
            Ulos biasanya ditenun di bawah kolong rumah oleh para perempuan. Tidak ada alasan yang pasti kenapa memilih tempat itu. Pembuatan ulos bisa memakan waktu yang sangat lama, tergantung pada tingkat kerumitan motifnya. Sangat besar kemungkinannya, apalagi dizaman pra-Kristen proses penenunan ini melibatkan unsur-unsur kepercayaan atau roh-roh nenek moyang seperti halnya pembangunan rumah, panen sawah, dan acara-acara adat yang lain juga melibatkan sistem kepercayaan animisme yang dianut ketika itu.
            Menurut pengakuan dan tuturan para tetua-tetua adat, untuk menghasilkan karya dengan tingkat kerumitan yang tinggi seperti ulos, tidak mungkin dihasilkan oleh tenaga yang natural saja. Harus dibutuhkan tenaga yang supranatural, yaitu roh nenek moyang untuk menggerakan tangan, kaki, dan otak si penenun agar bisa menghasilkan tenunan yang baik. Sehingga sebelum menenun ulos, terlebih dahulu dilakukan ritual agar roh nenek moyang merasuki si penenun agar mampu menghasilkan karya yang baik.
b)      Proses pewarnaan ulos melibatkan unsur-unsur najis.
Hanya ada tiga unsur warna dasar dalam ulos yaitu hitam, putih, dan merah. Konon katanya, warna hitam di dapat dari getah tanaman, putih dari kapas, dan merah dari darah manusia atau binatang. Hal ini menjadi semakin mendiskreditkan ulos. Apalagi ketika Kristen sudah masuk, maka hal ini bisa bertentangan dengan aturan-aturan yang terdapat dalam kitab Imamat tentang darah.
c)      Ulos sudah disertakan dalam upacara adat Batak.[4]
Pendapat ini sebenarnya berasal dari Pdt. Parhusip yang coba ditanggapi oleh Richard Sinaga. Dengan anggapan bahwa budaya Batak adalah budaya pagan dan animisme, yaitu penyembah berhala yaitu Debata Mula Jadi Na Bolon, maka seluruh budaya dan adat Batak sudah tercemar. Sehingga, unsur-unsur atau komponen yang terdapat didalamnya pastilah sudah najis dan cemar.
            Ulos adalah salah satu komponen paling penting dalam acara ritual orang Batak, maka dengan alasan inilah ulos menjadi serta merta najis dan tidak boleh dijamah.
d)     Pintu masuk melalui benda-benda.
Ulos menjadi semakin najis ketika dipercayai bahwa benda-benda bisa menjadi medium tempat tinggal roh-roh jahat yang kelak akan mengganggu sipemilik. Oleh karena itulah, maka ulos harus segera dibakar agar tidak mengganggu keselamatan yang sudah diterima dari Yesus Kristus.
 
ULOS BATAK TOBA: SUDUT PANDANG ANTROPOLOGI-KEBUDAYAAN
            Sebelum melihat lebih jauh pandangan mengenai ulos Batak Toba, ada baiknya jika melihat terlebih dahulu defenisi dari antropologi budaya itu sendiri.
Defenisi Antroplogi-Kebudayaan
            Secara etimologi, antropologi berasal dari kata Yunani yaitu anthropos yang artinya “manusia” dan logia yang artinya “ilmu” atau “studi”. Jadi secara sederhana, antropologi dapat didefenisikan sebagai ilmu yang mempelajari tentang manusia. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga, antropologi didefenisikan sebagai ilmu yang mempelajari ilmu tentang manusia, tentang asal-usulnya, aneka warna bentuk fisik, adat istiadat, dan kepercayaan pada masa lampau.
            Dalam pembagiannya, antropologi dibagi menjadi empat bagian:[5]
*        Biological Anthroplogy
*        Cultural and or Social Anthroplogy
*        Lingusitic Anthropology
*        Archeology
Dalam tulisan ini akan difokuskan pada Cultural and or Social Anthroplogy. Dalam prakteknya sosiologi dan kebudayaan sering disatukan khususnya di Inggris, sehingga disiplin ilmu ini cukup disebut sebagai Cultural Anthropology. Fokus dari disiplin ilmu ini adalah sistem kekerabatan dan organisasi sosial, organisasi dan ekonomi dan politik, hukum dan pemecahan konflik, pola-pola penggunaan dan pertukaran, benda budaya, teknik infrastruktur, relasi gender, kesukuan, dsb (penekanan oleh penulis).[6] 
            Jika dilihat dari etimologinya, kebudayaan berasal dari kata budaya, dimana kata ini berasal dari bahasa Sansekerta yaitu buddahayah dan kata ini berasal dari kata buddhi yang berarti “akal budi”. Dalam etimologi bahasa Inggris, kata culture berasal dari kata Latin colore yang berarti mengolah tanah. Kebudayaan memang agak sulit untuk didefenisikan, namun Thomas Kristiatmo memberi defenisi yang cukup kompatibel dalam memandang persoalan defenisi yang ada. Dia mengatakan
Kebudayaan adalah istilah yang licin. Tidak mudah mendefenisikan kebudayaan. … Tetapi colere juga berarti menghormati, menyembah, memuja, beribadat, dan merayakan. … Mulanya cultura menunjuk pada kultivasi tanah, dan kemudian ia menunjuk pada kultivasi terhadap kemampuan berpikir manusia. Mulai abad kedelapan belas, kebudayaan mulai dipahami dalam kaitannya dengan penggemblengan mental manusia.[7]
Sehingga dapatlah disimpulkan bahwa antropologi-kebudayaan itu adalah suatu disiplin ilmu yang berasal dari akal budi atau kemampuan berpikir yang bertujuan untuk mempelajari manusia – yang tidak bisa lepas dari manusia yang lain,[8] dimana komponen-komponen yang termasuk di dalamnya adalah cara hidup, benda budaya, struktur organisasi sosial, kepercayaan, dan segala sesuatu yang bertujuan untuk mengkultivasi pemikiran dan mental manusia, sehingga dalam kesehariannya seorang individu atau sekelompok masyarakat memiliki bentuk dan makna dalam kehidupannya.
            Ilmu antroplogi-kebudayaan adalah satu cabang ilmu yang sangat luas. Ilmu ini akan bersentuhan langsung dengan segala sesuatu yang bersentuhan dengan proses pembentukan cara pandang (worldview) seperti filsafat, etika, estetika, mitologi, aliran kepercayaan tertentu, dan juga termasuk agama. Inilah yang menyebabkan disiplin ilmu ini menjadi penting dalam mengawal perjalanan peradaban dunia.   
            Berdasarkan epistemologinya, kebudayaan juga bisa dibagi menjadi dua unsur yaitu pertama,pola dari perilaku dan kedua, adalah pola untuk perilaku.[9] Pola dari perilaku adalah pola kehidupan yang tercermin dari perilaku  atau produk material dan sosial yang dilakukan berulang dan cenderung teratur oleh suatu masyarakat serta menjadi ciri khas bagi masyarakat yang bersangkutan. Dapat disimpulkan pola dari perilaku adalah sesuatu yang kasat mata atau terlihat dalam kehidupan masyatakat tertentu. Hal ini dapat dibagi menjadi tujuh bagian yaitu: bahasa, sistem pengetahuan, organisasi sosial, sistem peralatan hidup dan teknologi, sistem mata pencaharian, sistem religi, dan kesenian.[10] Pola untuk perilaku adalah sistem pengetahuan yang disusun untuk mengatur dan menjadi pedoman dalam kehidupan masyarakat tertentu. Hal ini adalah hal yang tidak kasat mata dan cenderung lebih bersifat filosofis.
 
Ulos Batak Toba Dalam Perspektif Antropologi-Kebudayaan
            Ulos dalam defenisi yang sederhana dapat diartikan sebagai selimut. Fungsi selimut adalah untuk menghangatkan tubuh, terkhusus digunakan sangat perlu ketika sedang tidur. Hal ini akan menjadi sangat relevan jika melihat kondisi iklim di tanah batak ketika itu yang dingin. Berdasarkan defenisi yang harafiah inilah, maka suku Batak membagi sumber kehangatan menjadi tiga yaitu matahari, api, dan ulos.[11]
            Fungsi lain ulos juga sering dipakai sebagai bahan baku pakaian. Oloan Pardede dalam satu tulisannya memberti sedikit keterangan dalam hal ini
…ulos adalah pakaian sehari-hari. Bila dipakai laki-laki bagian atasnya disebut “hande-hande” sedang bagian bawah disebut “singkot” kemudian bagian penutup kepala disebut “tali-tali” atau “detar”.
Bia dipakai perempuan, bagian bawah hingga batas dada disebut “haen”, untuk penutup pungung disebut “hoba-hoba” dan bila dipakai berupa selendang disebut “ampe-ampe” dan yang dipakai sebagai penutup kepala disebut “saong”. Apabila seorang wanita sedang menggendong anak, penutup punggung disebut “hohop-hohop” sedang alat untuk menggendong disebut’ “parompa”.[12]
Fungsi lain dari ulos adalah lambang memberi kehangatan dan cinta kasih.[13] Ulos sering diberikan dalam pesta-pesta adat oleh pihak natoras (orang tua) kepada ianakhon (anak-anak atau keturunan dari orang tua), atau kepada hula-hula terhadap boru.  
            Dari sini jelas terlihat, dengan mengacu pada defenisi antropologi-kebudayaan yang sudah dipaparkan, maka dapat didefenisikan bahwa ulos adalah produk dari kebudayaan. Ulos adalah salah satu komponen yang digunakan dalam cara hidup masyarakat Batak ketika itu. Tidak hanya sampai disitu, ulos juga adalah salah satu hasil proses berpikir manusia yang menghasilkan suatu karya seni, yang merupakan salah satu unsur dari pola dari perilaku atau surface level dari kebudayaan Batak. Terlepas dari polemik apakah ulos sudah bercampur dengan penyembahan berhala atau tidak, apakah unsursipelebegu masih begitu kental atau tidak, ulos tetap menjadi sebuah produk kebudayaan.
            Di dalamnya – baik dalam pemakaian atau praktis keseharian dan dalam materi ulos itu sendiri – terdapat unsur-unsur filosofis, nilai luhur, dan norma yang ada dalam kehidupan masyarakat Batak Toba itu sendiri. Unsur filosofis inilah yang tidak boleh ditinggalkan begitu saja karena dalam unsur-unsur filosofis ini berimplikasi pada pengkultivikasian mental dan pemikiran masyarakat Batak Toba itu sendiri.
 
ULOS BATAK TOBA: SUDUT PANDANG ALKITAB
            Tidak ada memang indikasi yang jelas dalam Alkitab dalam membicarakan produk budaya atau adat. Hal ini dikarenakan Alkitab bukanlah sebuah buku yang membicarakan hal-hal yang seperti itu, tetapi sebuah buku yang membicarakan tentang karya keselamatan yang dikerjakan oleh Bapa melalui Anak-Nya, Tuhan Yesus Kristus.
            Seperti sudah dijelaskan sebelumnya, manusia menjadi mahluk yang berbudaya disebabkan manusia diciptakan segambar dan serupa dengan Allah (Kej 1:26) sehingga manusia bisa menjadi mahluk yang rasional dan mampu menciptakan budaya.
            Ulos selain menjadi sebuah produk dari kebudayaan, bisa juga dia dikategorikan menjadi sebuah benda seni. Kesaksian Alkitab menunjukkan bahwa Tuhan adalah pribadi yang sangat menghargai sebuah karya seni. Dunia dan alam semesta diciptakannya dengan baik layaknya seorang maestro yang sangat ahli dalam mengatur semuanya menjadi dilihat “sungguh amat baik” (Kej 1:31). Dia mampu menata segala keindahan yang ada sehingga mampu menghasilkan keindahan visual yang menarik dan baik.[14] Allah menghargai keindahan karena Dia sendiri yang menciptakannya. Demikian juga seharusnya ulos harus dihargai sebagai sebuah karya seni yang memiliki keindahan. Allah sendiri yang menaruh kemampuan dalam manusia. Dia sendiri yang menaruh cita rasa seni itu.
            Di tengah sebuah komunitas yang masih sarat dengan budaya pagan (penyembahan berhala), Paulus kepada jemaat di Korintus menuliskan surat pertama kepada mereka dengan bunyi, “”Makanan tidak membawa kita lebih dekat kepada Allah. Kita tidak rugi apa-apa, kalau tidak kita makan dan kita tidak untung apa-apa, kalau kita makan.” Tetapi jagalah, supaya kebebasanmu ini jangan menjadi batu sandungan bagi mereka yang lemah.” (I Kor 8:8-9). Perlu dipahami dengan baik bahwa jemaat Korintus adalah jemaat yang tidak memiliki latar belakang Yahudi, sehingga mereka tidak pernah dididik dengan tata krama, aturan, dan hukum orang Yahudi.[15] Banyak hal yang harus diajarkan kepada  mereka oleh Rasul Paulus agar mereka bisa dewasa dalam iman. Salah satu hal yang disoroti oleh Paulus dalam tulisannya adalah mengenai budaya pagan yaitu memakan makanan berhala.
            Kota Korintus adalah sebuah kota metropolitan dizamannya. Kota ini sangat kental dengan pengaruh budaya Yunani yang sangat rasionalistis dan sangat dekat dengan penyembahan berhala. Dengan pemikiran itu, mereka berkata bahwa “berhala bukanlah apa-apa”.[16] Kondisi inilah yang melatarbelakangi semacam adanya perbedaan pendapat di antara jemaat Korintus. Apakah masih diperbolehkan mengikuti budaya pagan, yaitu memakan makanan berhala?
            Paulus memberikan jawaban yang cukup menarik. Dia mengatakan bahwa seperti di ay. 8 bahwa makanan tidak memberi pengaruh apapun pada keselamatan, asalkan kebebasan itu jangan sampai  membuat orang menjadi tersandung. Paulus memperbolehkan memakan makanan berhala itu bagi mereka yang sudah memperoleh “pengetahuan”, namun harus tetap menjaga  orang yang melihat tindakan itu yang belum memiliki “pengetahuan” itu.
            Demikian halnya juga ulos, ulos tidak membawa seseorang dekat atau menjadi jauh dari Allah, karena hanya Yesus Kristuslah yang mampu membawa manusia dekat dengan Allah dengan pengorbanan darah-Nya di kayu salib. Ulos masih tetap bisa digunakan dalam porsinya yang tepat. Namun, jikalau pun ada pertentangan terhadap orang yang belum memiliki “pengetahuan”, maka baiklah orang yang memiliki “pengetahuan” menahan diri agar tidak menjadi batu sandungan bagi mereka.
TANGGAPAN UMUM ATAS FENOMENA
            Alkitab mengajarkan bahwa ada semacam semangat keterbukaan terhadap adat dan berbagai produk budaya yang ada[17] namun keterbukaan yang dimaksudkan disini secara keseluruhan adalah keterbukaan yang selektif dan tidak membabi buta. Demikian juga tanggapan Alkitab terhadap ulos sebagai salah satu produk dari kebudayaan. Ulos harus ditanggapi dengan sikap terbuka dan tidak langsung memberangus semuanya.
            Ulos adalah sebuah karya hasil berpikir manusia. Ada kandungan makna dan nilai yang terkandung di dalamnya yang sarat akan nilai dan sangat luhur. Ada makna yang dalam dan kental dengan sistem nilai masyarakat jika melihat dari sudut pandang antropologi-kebudayaan yang terkandung dalam ulos. Jika seandainya ini dimusnahkan begitu saja, dari perspektif ini, hal itu merupakan sebuah kerugian besar. Nilai luhur sebuah suku dan bangsa hilang begitu saja. Sehingga, kekayaan intelektual itu tidak bisa dinikmati lagi oleh generasi berikutnya.
            Beberapa alasan yang menyebabkan ulos menjadi barang najis seperti yang dipaparkan diatas pada dasarnya lebih bertendensi pada mitos dari pada kebenaran faktual. Ambillah contoh tentang zat pewarna, Oloan Pardede masih dalam tulisan yang sama mencoba menjelaskan bahwa bahan utama dari pewarna ulos adalah zat yang berasal dari pohon nila (salaon)[18] dimana bahan baku ini akan diproses dengan beberapa langkah sampai menghasilkan warna yang diinginkan. Kemudian benang dimasukkan untuk mendapatkan warna benang yang diinginkan.
            Alasan utama kenapa ulos menjadi barang keramat adalah harus ditinjau dari sudut sejarah kebudayaan. Sebelum alat tenun ditemukan, orang Batak mula-mula menutupi badannya dengan menggunakan dedaunan dan ranting yang ada. Namun, mulai pada abad keempat belas, teknologi ketika itu sudah menemukan alat tenun tangan[19] dan mulailah dihasilkan ulos yang sangat berguna dalam keperluan sehari-hari dan keperluan ritual adat istiadat. Ketika misionaris Jerman dan Belanda datang ke Indonesia, khususnya ke tanah Batak, maka orang Batak turut serta meniru cara berpakaian mereka. Akibatnya ulos yang awalnya merupakan bahan tekstil utama mulai disampingkan, baik dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam acara ritual adat. Sehingga hal ini mengakibatkan ulos menjadi jarang “keluar kandang”. Akibat dari jarangnya ulos “keluar kandang” adalah ulos dianggap menjadi barang keramat. Karena lebih banyak disimpan ketimbang dipergunakan, maka ulos pun mendapat bumbu “magis” atau “keramat”.[20] Sehingga dari pemahaman ini, terlihat bahwa alasan historis antropologis mampu menjelaskan kenapa ulos menjadi semacam benda keramat.
            Dalam Roma 14:17, “Sebab Kerajaan Allah bukanlah soal makanan dan minuman, tetapi soal kebenaran, damai sejahtera dan sukacita oleh Roh Kudus.” Memberikan sebuah implikasi kepada kita bahwa perdebatan tentang ulos adalah sebuah perdebatan yang penting, namun tidak esensial jika dilihat dari sudut pandang kerajaan Allah. Keselamatan tidak berbicara tentang apa yang manusia makan, minum, atau pakai.  Tetapi keselamatan berbicara tentang damai sejahtera dan suka cita dari Roh Kudus.
            Walaupun manusia sudah jatuh kedalam dosa, itu berarti kebudayaan manusia juga sudah tercebur juga dalam lembah dosa, tetapi itu tidak berarti darah Kristus tidak serta merta menghapus dosa itu. Darah Kritus juga membersihkan pengaruh dosa dari kebudayaan manusia. Walau kejahatan itu sudah semakin dan semakin kuat, namun bukanlah sesuatu yang tidak mungkin jika budaya itu akan terus diperbaharui oleh Kristus melalui anak-anak-Nya untuk dan menjadi kemuliaan-Nya.[21]   
 
KESIMPULAN
            Kebudayaan memang sesuatu yang sangat licin, sulit didefenisikan, dan terus bergerak. Itulah yang membuat dia menjadi sesuatu yang unik dan harus terus dipantau. Kebudayaan adalah sesuatu yang inheren dalam diri manusia, sehingga dia memegang peran yang mungkin sentral dalam mengatur kehidupan manusia itu sendiri.
            Banyak juga kontroversi atau benturan yang terdapat di dalamnya. Batak Toba adalah salah satu dari sekian banyak suku yang juga mengalami kontroversi dan benturan itu. Salah satu produk budaya yang sedang (masih) marak dibicarakan adalah kontoversi pembakaran ulos.
            Ada beberapa alasan kenapa ulos dianggap najis oleh sekelompok orang tertentu dan inilah motif mereka yang utama sampai akhirnya mereka dengan penuh keyakinan membakar dan memusnahkan ulos dari rumah atau tempat tinggal mereka. Alasan mereka sebenarnya cukup mulia agar melalui tindakan itu, mereka lebih mengasihi Tuhan Allah dengan lebih baik lagi.
            Dari sudut pandang Alkitab dan antropologi-kebudayaan, keberatan-keberatan mereka tampaknya tidak terlalu kuat untuk dipertahankan. Keberatan-keberatan mereka tampaknya tidak terlalu beralasan, sehingga pandangan mereka sepertinya tidak perlu terlalu ditanggapi. Namun demikian bukan berarti pandangan itu harus direndahkan, namun harus tetap dihargai.
Alkitab mengajarkan dua sikap terhadap budaya, yaitu pertama, sikap yang terbuka selektif maksudnya adalah manusia harus tetap terbuka pada adat dan kebudayaan yang ada, namun tidak semua budaya itu harus diterima dengan utuh, harus diseleksi mana budaya yang baik dan mana budaya yang tidak. Kedua, budaya harus mengalami transformasi atau pembaharuan. Darah Kristus sudah menyucikan semuanya, termasuk kebudayaan masing-masing suku. Hanya diperlukan agen perubahan dan inovator untuk segera merealisasikan itu semua.
Meminjam umpasa (perumpamaan) Batak, “Ompu parjolo (Raja jolo) martungkot siala gundi, pinungka ni parjolo siihuthon na di pudi.” (terjemahan bebasnya adalah, “Yang sudah dilakukan oleh nenek moyang dahulu, hendaklah diikuti oleh generasi berikutnya.)  Yang kemudian disadur lagi oleh Mangapul Sagala menjadi, “Ompu parjolo (Raja jolo) martungkot siala gundi, pinungka ni parjolo sipadengganon  na di pudi.”[22] (terjemahan bebasnya adalah, “Yang sudah dilakukan oleh nenek moyang terdahulu, hendaklah diperbaiki oleh generasi berikutnya.) Demikianlah sikap kita terhadap kebudayaan.
 
Gambar